Selasa, 17 Maret 2009

Kapan Kita Menggunakan Skala Nominal dan Skala Ordinal

· 0 komentar

Skala Nominal

Skala Nominal di gunakan ketika kita menginginkan suatu informasi yang hanya mengklasifikasikan suatu objek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori. sebab skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label

Karena tidak memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.

Skala Ordinal

Skala Ordinal digunakan ketika kita menginginkan suatu informasi yang lebih baik , karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Skala Ordinal juga disebut dengan skala peringkat.

Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.

Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dstnya.

Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.


Read More......

Fungsi Legend Type

· 0 komentar

Singel symbol : Adalah suatu teknik dari legend type dimana hanya mengidentifikasi suatu objek hanya dengan satu simbol saja atau dengan satu warna saja.

Graduated Color :Adalah suatu teknik dari legend type dimana semua informasi di identifikasi dengan warna, yaitu dari warna cerah ke gelap dimana itu merupakan sebuah klasifikasi dari tingkatan terendah ke tingkatan yang lebih tinggi

Graduate Symbol : Adalah suatu teknik dari legend type yang sistem nya hampir sama dengan graduated color, hanya saja disini menggunakan simbol untuk membedakan jenis atau ukuran kepadatan suatu objek, jadi semakin kecil simbol maka semakin kecil pula informasi dari objek tersebut dan kebalikannya.


Unique Value : Adalah suatu teknik dari legend type dimana semua informasi yang ada pada suatu tempat dapat di munculkan berdasarkan kebutuahan pengguna, jadi dengan teknik unique value ini informasi yang kita dapat lebih detail.

Chart : Adalah suatu teknik dari legend type dimana kita dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan kebutuhan, misalkan kita ingin mengetahui berapa perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan, atau juga populasi di suatu kota atau propinsi, atau panjangnya suatu jalan.

Dot : Adalah suatu teknik dari legend type dimana kita dapat mengklasifikasikan objek berdasarkan dengan titik, dimana titik-titik tersebut merupakan perbandingan antara jumlah objek yang ingin kita ketahui. Misalkan kita ingin mengetahui kepadatan populasi pada tiap-tiap propinsi,seperti dibawah ini kepadatan laki-laki di setiap propinsi adalah 1 : 90.000.000.000, jadi 1 titik atau dot mewakili dari 90.000.000.000 orang yang sebenarnya. Teknik ini hanya bisa dilakukan pada state.shp dan lake.shp.

Read More......

Selasa, 10 Maret 2009

Cara Mengakses Citra Satelit NOAA

· 0 komentar

untuk melakukan penangkapan citra NOAA tentunya digunakan piranti lunak yang lain seperti piranti lunak NOAA Capture. Untuk memulai menggunakan piranti lunak NOAA, dapat dilakukan dengan hal seperti biasanya yaitu dengan mengklik tombol Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA. Pada menu NOAA ini mempunyai beberapa pilihan sub-menu yang salah satunya adalah orbit plan . Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Tahap awal memulai Piranti lunak NOAA



Menu orbit plan adalah menu yang berfungsi dalam melaksanakan rencana penangkapan data satelit NOAA yang melintas pada suatu area. Rencana penangkapan data satelit ini bisa dilakukan sampai beberapa hari kedepan dan rencana penagkapan tersebut akan tersimpan pada menu orbit plan.

Gambar 2. Tampilan menu Orbit Plan.


Fungsi dari menu orbit review adalah untuk melihat ulang rencana penangkapan data satelit yang telah tersimpan. Menu orbit review juga mempunyai fasilitas untuk menghapus rencana penangkapan data citra satelit. Menu orbit review seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.

Menu orbit Review terdiri dari beberapa sub-menu seperti review, aerial, view dan help. Pada sub-menu review bisa digunakan untuk melihat hasil rencana penangkapan data citra satelit yang telah tersimpan dalam program orbit plan (Planned orbit), untuk melihat hasil data citra yang telah berhasil di tangkap (Successful Capture) sedangkan untuk melihat hasil data yang gagal ditangkap dengan menggunakan Failed Capture.

Gambar 3. Tampilan menu Orbit Review

Fungsi dari menu kalibrasi ini adalah untuk menentukan letak antena pada posisi yang benar pada elevasi maupun azimuthnya. Letak posisi ini akan berpengaruh pada penangkapan citra, apabila posisi antena tidak berada pada posisi yang tepat maka sinyal dari satelit akan sulit ditangkap dan hal ini akan mengakibatkan data citra satelit tidak berhasil didapatkan atau gagal ditangkap. Beberapa menu calibration adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Tampilan menu Calibration


Nilai elevasi agar tidak menggunakan nilai diatas 170° karena akan berpengaruh pada piranti lunak yang berfungsi sebagai penggerak motor antenna yang menyebabkan kerusakan. Posisi nilai elavasi untuk 90° sebaiknya menggunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk elevasi (0-4095). Hal ini seperti ditunjukkan pada gambar 5. Sedangkan untuk menentukan posisi azimuth, hal yang harus di perhatikan adalah nilai untuk east sebaiknya digunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk azimuth (0-4095). Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 baris kedua.

Gambar 5. Tampilan elevation dan Azimuth pada mennu Calibratiom

Read More......

Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta

· 0 komentar

Sistem Koordinat

Sistem Koordinat digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan lintan utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan lintang selatan.

Garis bujur yaitu horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan bujur barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan bujur timur.

Sistem koodinat dibagi menjadi 2 yaitu :

o Sistem Koordinat 2 Dimensi

- Sistem Koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua salib sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y.

- Sistem Koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik ikatnya.

o Sistem kooerdinat 3 Dimensi

- Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2 Dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus.

- Sistem Koordinat Bola, Posisi suatu titik dalam ruang, selain didefinisikan dengan sistem kartesian 3 Dimensi, dapat juga didefinisikan dalam sistem koordinat bola (pronsip dasarnya sama dengan koordinat polar, yaitu sudut dan jarak).

- Sistem Koordinat Ellipsoida, Untuk pendefinisian bentuk bumi sangatlah susah. Bentuk bumi dikenal sebagai geoid. Geoid didekati oleh permukaan muka laut rata-rata. Untuk mempermudah hitungan bentuk bumi, digunakan suatu model matematik yang disebut ellipsoida yaitu ellips yang putar.

Sistem Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.

Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan.

Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan:

- Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan

- Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.

* Pembagian Sistem Proyeksi Peta

Secara garis besar sistem proyeksi peta bisa dikelompokkan berdasarkan pertimbangan ekstrinsik dan intrinsik.

o Pertimbangan Ekstrinsik :

Bidang proyeksi yang digunakan:

  • Proyeksi azimutal / zenital: Bidang proyeksi bidang datar.
  • Proyeksi kerucut: Bidang proyeksi bidang selimut kerucut.
  • Proyeksi silinder: Bidang proyeksi bidang selimut silinder.

Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi:

  • Proyeksi Tangen: Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi.
  • Proyeksi Secant: Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi.
  • Proyeksi "Polysuperficial": Banyak bidang proyeksi

Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi:

  • Proyeksi Normal: Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan sumbu bola bumi.
  • Proyeksi Miring: Sumbu simetri bidang proyeksi miring terhadap sumbu bola bumi.
  • Proyeksi Traversal: Sumbu simetri bidang proyeksi ^ terhadap sumbu bola bumi.

o Pertimbangan Intrinsik :

Sifat asli yang dipertahankan:

  • Proyeksi Ekuivalen: Luas daerah dipertahankan: luas pada peta setelah disesuikan dengan skala peta = luas di asli pada muka bumi.
  • Proyeksi Konform: Bentuk daerah dipertahankan, sehingga sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan sudut-sudut di muka bumi.
  • Proyeksi Ekuidistan: Jarak antar titik di peta setelah disesuaikan dengan skala peta sama dengan jarak asli di muka bumi.

Cara penurunan peta:

  • Proyeksi Geometris: Proyeksi perspektif atau proyeksi sentral.
  • Proyeksi Matematis: Semuanya diperoleh dengan hitungan matematis.
  • Proyeksi Semi Geometris: Sebagian peta diperoleh dengan cara proyeksi dan sebagian lainnya diperoleh dengan cara matematis.

Read More......